Home

PASANG BARU,SERVICE AC & LISTRIK


AC Split                                 AC Ceiling                   AC Ducted                   AC Cassette


 

     AC Celing Floor                AC Mini Cassette                                         AC Floor Standing

SBA TECHNICAL SERVICE

021-46501986 ;021-96360300
0813-85590300 ; 0821-39293300
0857-71371300

SBA TECHNICAL SERVICE didirikan pada tahun 2000 di Jakarta,  pelayanan kami meliputi bidang Kontraktor Eletrikal, Listrik dan Air Conditions (AC), Pengadaan AC, Alat Listrik, Alat Lab, Alat Pertambangan, Alat kesehata,  Service AC, Jasa  Perbaikan,  Pasang Baru dan Instalasi Air Conditioning System dilingkungan Perumahan, Perkantoran, Ruko maupun Apartemen, dimulai dengan target utama pemasaran Service AC kami adalah Kompleks Perumahan di Wilayah Bekasi dan sekitarnya.  Seiring dengan perubahan yang cepat dalam lingkungan ekonomi ,  SBA TECHNICAL SERVICE telah berkembang dan menjadi sebuah Perusahaan Jasa Service AC ,Perawatan & Perbaikan  Air Conditioning System, Kulkas, Freezer dan Mesin Cuci, Suplier (Pengadaan), General Trading, Jasa Konsultant dan Survey, Mekanikal dan Elektricl   yang mempunyai  jangkauan Jabodetabek


service ac | sevice chiller | service cold storage service ac | service chiller | service cold storage
service ac | service chiller | service cold storage


Tetapi perkembangan perusahaan dan semakin luasnya wilayah permintaan maka kami mengembangkan usaha dengan melayani Wilayah Seluruh Indonesia untuk Perusahaan, Hotel, Apartment, Instansi Pemerintah  dan lembaga lainnya dengan pemakain AC minimal 30 unit.

Kami merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Pengadaan, Perdagangan , Kontraktor Electrical (Listrik&AC), Service, maintenance, instalasi, bongkar pasang, dan lain-lain adalah jasa yang kami tawarkan untuk anda.

Apabila anda membutuhkan layanan kami hubungi :

021-96360300
021-46501986
0813-83683022
0813-85590300
0857-71371300
0821-39293300


Beberapa hal penting dalam perawatan AC :

a.Instalasi pipa Refrigerant

01. Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe VRV plus) menggunakan pipa tembaga berkualitas tinggi type L (berdasarkan American Standard Specification, Copper Tubes, ASTM B88 Seamless Copper Water Tube) atau jenis oxidized phosphorous seamless copper pipe menurut standar JISH3300-C1220T. Ketebalan pipa tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak sebagai berikut :

DIAMETER DINDING                 TEBAL
_______________________________
1/4″ ( 6.4 mm)                         0.762 mm
3/8″ (9.6 mm)                          0.889 mm
1/2″ (12.7 mm)                       1.016 mm
5/8″ (15.9 mm)                      1.067 mm
3/4″ (19.1 mm)                      1.143 mm
I 1″ (25.4 mm)                      1.270 mm

02. Pemipaan dilengkapi dengan accessories yang diperlukan, antara lain isolasi, elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik sehingga diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan.

03. Dimensi (diameter) pipa tembaga yang digunakan untuk masing-masing Peralatan (IU dan OU), baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik sehingga diperoleh sistem operasi serta performance yang memuaskan.

04. Seluruh pemipaaan refrigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi dengan thermaflex, sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak diisolasi.

05. Untuk satu jalur pemipaan, dari OU menuju IU, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable ties dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah perawatan.

06. Metode pemasangan pipa refrigerant ke unit-unit OU adalah flare connection (liquid side) dan brazing connection (gas side) atau dengan cara sesuai rekomendasi pabrik. Sedangkan untuk unit IU, metode penyambungan untuk kedua sisi dalah flare connection.

07. Penyambungan pipa refrigerant dengan fitting menggunakan metoda solder, dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang memenuhi standar JIS BCup-2 (phosphor copper solder). Soldering temperature 735 - 840° C, breaking strength 25 kg/mm2, jointing distance 0.05 - 0.2 mm. Setiap penyambungan dengan solder harus dilakukan dengan teliti, hasil penyolderan padat, arah penyolderan ke bawah atau ke samping(dihindarkan ke arah atas).

08. Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk mengurangi titik penyambungan / titik solder antarpipa.

09. Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan sejajar, diletakkan di posisi sesuai dengan gambar rencana.

10 Bila diperlukan penyangga, ukuran penyangga/klem disesuaikan dengan ukuranpipa dan isolasinya sedemikian,rupa sehingga tidak merusak isolasinya serta memudahkan pemeliharaan / perbaikan pemipaan di kemudian hari.

Permasalahan dan Pemecahan AC type Split dan AC Window


  1.  AC mati semua unit tidak berfungsi sama sekali. Penyelesaianya : Periksa terminal yang menguhubungkan dengan listrik PLN. Hal ini terjadi biasanya terjadi karena tidak ada arus.
  2. Unit beroperasi tapi tidak dingin. Periksa kompresor, ada kemungkinan kompresor macet atau bisa saja dari kontaktor, capasitor ataupun bimetal yang mengatur kerja kompresor.
  3. Terjadi bunga es pada Evaporator. Hal ini baiasanya terjadi karena banyak hal antara lain :
  • -Evaporator kotor, pemecahanya bersihkan dari kotoran dan lumut - lumut
  • Jaringan Buntu Atau Kotor, pemecahan permasalahanya adalah bersihkan dengan air bertekanan sampai tidak ada lagi kotoran yang menempel
  • Kurang Freon, biasanya hal ini terjadi karena terjadi kebocoran saat instalasi.
Pemecahanya :
Cari dengan menggunakan air sabun dengan jalan mengusap atau pada bagian - bagian yang rawan bocor, misalkan sambungan. Jika terjadi gelembung - gelembung sabaun maka disitu lah summer masalahnya. Maka kencangkan kembali sambungan tersebut atau kalau perlu sambung ulang kembali

Mengenal komponen-komponen utama sebuah sistem refrigerasi mekanik


Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran
bertekanan tinggi (Pkd = high pressure-HP).

2. Piranti ekspansi(expansiondevice-EXD)

Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya.

a. Pipa kapiler (capillary tube - CT).

Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan.

b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve - HEV).

Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual.

c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve - TEV).

Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.

d. Katup pelampung (float valve - FV).

Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

3. Evaporator (evaporator - EV)

Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis
Evaporator yaitu:

· Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).

Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor.

· Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).

Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor.

4. Kompresor (compressor - CP)

Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure - HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure - LP).

5. Diagram Siklus Kompresi Uap

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3 ke 4) dan penguapan (4 ke 1)
Kompresi mengisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator, tekanan dan temperatur diusahakan tetap rendah agar refrigeran senantiasa berada dalam fase gas.

Didalam kompresor, uap refrigeran ditekan (dikompresi) sehingga tekanan dan temperatur tinggi. Energi yang diperlukan untuk kompresi diberikan oleh motor listrik atau penggerak mula lainnya. Jadi, dalam proses kompresi energi diberikan kepada uap refrigeran. Pada waktu uap refrigeran dihisap masuk ke dalam kompresor, temperature masih rendah akan tetapi selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan naik. Setelah proses kompresi, uap refrigeran (fluida kerja) mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat dicairkan dengan media pendinginnya fluida air atau udara. Dengan kata lain, uap refrigeran memberikan panasnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding kondensor.

Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigeran, maka temperaturnya menjadi lebih tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama refrigeran mengalami perubahan dari fase gas (uap) ke fase cair, tekanan dan temperatur konstan, oleh karena itu pada proses ini refrigeran mengeluarkan energi dalam bentuk panas.



Pasang & Service AC, Listrik  ??

021-96360300;021-46501986;0813-85590300

No comments:

Post a Comment